CERPEN TEKAD PRAMUKA



TEKAD SEORANG ANGGOTA PRAMUKA
LZ                                                                                                CEMARA SCOUT COMMUNITY
            Kenalin, nama aku Liza, seorang pelajar dengan sejuta mimpi dan harapan. Mimpi terbesarku adalah menjadi seorang anggota pramuka, tetapi keadaanku sama sekali tak memungkinkan untuk itu. Pengetahuan yang sangat sempit dan fisik yang lemah menjadi halangan terbesarku. Hingga aku mencapai tingkat SMA dan hasratku tak tertahankan, sehingga memaksaku memberanikan diri mengatakannya ke orang tuaku.
 “Ma, Pa, apa aku boleh mempunyai mimpi?”, ucapku memulai percakapan. “Tentu saja, semua orang berhak mempunyai mimpi. Ada apa tiba-tiba kamu menanyakan itu?”, jawab mamaku dengan penuh kebingungan. Tiba-tiba aku merasa takut untuk mengatakan hal itu, mengingat dulu papaku tidak pernah mengizinkanku masuk pramuka karena fisik ku yang lemah. Tapi, keinginanku benar-benar besar untuk menjadi anggota pramuka. “Ma, Pa. Aku ingin masuk pramuka.” Kataku memberanikan diri. “Tidak, papa tidak akan mengizinkan kamu ikut dalam pramuka” bantah papaku dengan tegas. “tapi Pa, pramuka itu benar-benar impian terbesarku. Aku mohon Pa, untuk kali ini, biarkan aku masuk pramuka, aku mohon.” Jawabku sambil menetesakn air mata. Akhirnya, orang tuaku memberikan izin, aku kegirangan bukan main.
            Aku mengikuti kegiatan pramuka dengan semangat gigi tiga. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan orang tuaku. Aku belajar dan mengikuti pelatihan dengan semangat yang tinggi, agar dapat membanggakan orang tuaku lewat pramuka. Sebulan aku menjadi anggota pramuka, pramuka sekolahku akan mengikuti perlombaan. Aku ditunjuk menjadi pinru. Aku benar-benar merasa sangat gembira ketika itu.
            Perlombaan itu, adalah perlombaan pertamaku dalam pramuka, dan juga sekaligus pengalaman pertamaku menjadi pinru. Aku benar-benar takut, aku takut tidak bisa menjadi pinru yang baik dan tidak mampu membawa reguku meraih juara. Tetapi semangat dan tekad dari teman-temanku membuatku perccaya diri. Akhirnya kami bisa meraih juara pada perlombaan pertama yang kami ikuti.
            Tiga bulan berlalu, sekolah kami kembali mendapat undangan untuk mengikuti event ternama di Makassar. Kami sangat senang menerima undangan itu tentunya, terutama aku. Lewat event ini, aku ingin menguji kelayakan dan kemampuanku dalam kepramukaan. Kami melakukan latihan keras untuk mengikuti event itu. Tetapi, ternyata ada orang yang tidak suka aku masuk pramuka. Entah apa yang membuatnya tidak menyukai keberadaanku dalam pramuka.
            Suatu hari, aku ingin berangkat pelatihan pramuka untuk persiapan event itu, tetapi tiba-tiba, Papaku melarangku. “Liza, kamu tidak usah pelatihan, mulai sekarang kamu berhenti menjadi anggota pramuka”, ucap Papaku. Aku tersentak dan merasa sangat terkejut mendengar perkataan Papaku. “ada apa Pa? Kenapa tiba-tiba Papa melarangku ikut pramuka?” tanyaku dengan penuh kebingungan. “Sudah jangan banyak Tanya, pokoknya Papa tidak akan mengizinkan kamu ikut pramuka lagi. Sekarang kamu masuk kamar”, jawab Papaku dengan suara yang keras. Mendengar itu, aku menjadi sangat terpukul, aku berlari ke kamar sambil menangis. Batinku amat sangat tersiksa, hatiku selalu bertanya-tanya, kenapa Papa melarangku ikut pramuka? Padahal aku tidak pernah berbuat salah.
           

Semakin hari rasa penasaranku semakin menjadi-jadi. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu alasan Papa melarangku ikut pramuka. Hingga tanpa sengaja aku mendengar percakapan antara kedua orang tuaku. “Pa, kenapa Papa tiba-tiba melarang Liza ikut pramuka?”, Tanya Mama. “Sebenarnya, teman Liza pernah datang ke sini. Dia menceritakan pada Papa bagaimana cara panitia pramukanya memberikan pelatihan. Katanya mereka sangat keras dan tidak memiliki belas kasihan. Bahkan temannya bilang kalau anak kita sudah pernah dipukuli hanya karena terlambat 5 menit. Papa takut kesehatan Liza akan drop kembali jika terus menjadi pramuka” jawab Papa dengan ekspresi serius. Mereka tidak sadar bahwa aku mendengarkan percakapan mereka dari balik tembok. Mendengar perkataan Papaku, aku menjadi sangat terkejut. Aku bertanya-tanya, siapa yang sudah mengatakan hal seperti itu kepada Papaku? Apa tujuannya, kenapa dia menceritakan hal seperti itu? padahal itu semua adalah sesuatu yang tidak benar. Aku benar-benar bingung karenanya.
            Waktu event kepramukaan itu semakin dekat. Tiba-tiba, aku mendapat SMS dari salah seorang temanku. “Liz, besok kita sudah harus berangkat ke Makassar untuk mengikuti even itu, kami semua berharap kamu datang. Kita kan sudah berjanji akan membawa pulang piala kemenangan untuk sekolah kita. aku tunggu besok di sekolah ya.” Aku benar-benar bingung saat itu. Aku tidak ingin membantah perintah orang tuaku, tapi di sisi lain, aku juga sangat ingin mengikuti even itu. Tapi sepertinya keinginanku untuk mengikuti lomba pramuka itu ttak tertahankan lagi.
            Besoknya, aku memutuskan untuk kabur dari rumah untuk berangkat ke Makassar bersama teman-temanku. Aku hanya meninggalkan secarik kertas untuk meminta izin. Akhirnya aku dan teman-temanku berangkat untuk mengikuti perlombaan itu dengan semangat dan tekad yang sangat kuat. Setiba di Makassar, aku sangat merasa bangga bisa berada di tempat ini. Di sinilah aku akan menguji kemampuanku dalam kepramukaan, di sinilah aku akan mengetahui sejauh mana aku bisa membanggakan semua orang. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, aku harus bisa membuktikan kepada orang tuaku, bahwa aku bisa membanggakan mereka lewat pramuka.
            Tapi tiba-tiba terdengar suara yang memanggilku dari belakang, suara yang tidak asing buatku. Aku menoleh, dan betapa terkejutnya aku. Ternyata itu suara Papa ku. “Liza, sekarang kamu pulang. Papa sudah bilang kamu tidak boleh ikut pramuka”, ucap Papa geram. “Pa, aku mohon biarkan aku mengikuti perlombaan ini, aku janji akan banggain papa dan mama. Aku akan buktiin kalau di dalam pramukalah aku bisa melakukan hal yang bermanfaat. Kalau aku dan teman-temanku gak bisa memenangkan perlombaan ini, aku janji Pa, aku akan berhenti dari pramuka.” Jawabku dengan mata berbinar-binar. Papaku terdiam, kemudian menjawab “baiklah, tapi ingat, kamu harus menang, kamu harus buktikan perkataan kamu. Buat papa bangga.” Mendengar ucapan Papa, semangatku menjadi semakin berkobar.
            Aku dan teman-temanku mengikuti seluruh perlombaan dengan semangat. Kami semua saling bekerja sama untuk bisa memenangkan perlombaan itu. Dan saat pengumuman hasil perlombaan, ternyata yang disebut sebagai juara adalah sekolah kami. Kami sangat gembira mendengarnya. Akhirnya, kami bisa membuktikan kemampuan kami dan menoreh prestasi untuk sekolah kami. Aku juga bisa membuktikan kepada orang tuaku, bahwa dalam pramukalah aku bisa seperti ini. Perasaanku benar-benar tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Akhirnya, aku bisa menggapai impianku, menjadi seorang anggota pramuka. Pramukalah yang terbaik, best of the best. Untuk merayakan kemenangan kami, kami semua berteriak bersama “takwa ikhlas bakti untuk kejayaan bangsa. Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan. salam pramuka”………

NURHALIZAH

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

  • SMA Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA Microsof… Read More...
  • favorite song Lirik Lagu Pada Satu Cinta - Glenn Fredly Masihkah mungkinKu kembali tuk mengisi harimuYang jelas hatiKu tak lagi sanggup jauh dar… Read More...
  • changehai stalker..... ada postingan lagiiii... kali ini hanya sekedar pengungkapan uneg-uneg... maaf yaa jadi curhat. okeee selamat membacaaa … Read More...
  • cerpen perubahan seseorang Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE … Read More...
  • favorite song jilid2 ... Lirik Lagu Coboy Junior - Elang (OST 5 Elang) Mendekatlah tunas bangsa, marilah kita bersamaSiapkan diri menyambut hari baru… Read More...

0 Response to "CERPEN TEKAD PRAMUKA"

Posting Komentar